Saki adalah salah satu temanku yang berasal dari Jepang. Karena Saki sudah pernah beberapa kali datang ke Indonesia, bahkan pernah belajar di sini selama 1 tahun, jadi dia sudah pintar berbahasa Indonesia. Bulan ini (Maret 2013) ia akan melakukan wisuda. Setelah melakukan wisuda, Saki berencana untuk bekerja di Jakarta. Pada tanggal 9 Maret 2013, Saki datang ke Jogja.
Pagi (10/03/13) jam 09.00, aku meluncur menjemput Saki. Tapi, karena aku sempat tersesat, aku baru bisa menjemputnya pada jam 09.45. Saat bertemu dengannya, Saki banyak bercerita padaku tentang wawancara kerjanya di Jakarta, beberapa hari yang lalu. Saki bilang, saat di Jakarta, dia melakukan wawancara di 3 tempat (Perusahaan Jepang, Scurity, & Restoran). Saat melakukan wawancara di perusahaan Jepang, dia merasa takut. Katanya, orang yang mewawancarainya terlalu serius. Katanya lagi, saat Saki ditanya alasan “kenapa memilih bekerja di Indonesia, bukan di Jepang?” Saki menjawab “karena saya bisa berbahasa Indonesia, saya ingin membantu banyak-banyak orang. Misal ada orang Jepang yang tidak bisa berbahasa Indonesia dan dia kesulitan, maka saya bantu.” mendengar alasan tadi, orang yang mewawancarai Saki berkata “Alasan itu tidak cukup.” saat dibilang seperti itu, Saki hanya bisa diam saja. Saki merasa sangat tegang sekali. Mendengar cerita tentang pengalaman wawancara dari Saki, aku merasa geli. Ternyata Saki itu sama saja denganku (suka nervous) saat di wawancara. Wawan cara kedua Saki, tidak begitu menegangkan. Katanya, orang Jepang yang mewawancarainya kali ini tidak seseram yang pertama. Jadi dia tidak takut. Setelah bercerita seperti itu, Saki memperlihatkanku sebuah foto. Di foto itu terlihat saki sedang berfoto bersama 4 orang laki-laki (orang Jepang). Dia bilang, ke empat orang itu akan mendirikan sebuah restoran Jepang di Jakarta pada bulan April. Jika Saki mau bekerja di restoran itu, ia akan bekerja sebagai pengajar (pembimbing) orang Indonesia yang bekerja di sana. Tapi, sebelumnya Saki harus mengikuti pelatihannya terlebih dahulu selama 1 tahun di Jepang.
Banyak sekali cerita yang aku dengar dari Saki saat itu.
Jam menunjukkan pukul 11.15. Aku dan Saki yang saat itu merasa kepanasan, memutuskan pergi dari sunmor dan segera menuju ke Galeria. Di galeria, aku menemani Saki mencari parfum dan setelahnya, Saki menemaniku mencari celana. Awalnya aku berniat mencari celana, tapi saat aku hendak memilih, tiba-tiba Saki berkata “Eeh, mau beli celana ini lagi?! Dewi chan udah punya banyak ya, di rumah… kenapa beli ini lagi? beli aja yang lain!” aku tidak menyangka Saki akan melarangku membeli celana jin, saat itu. “eh.. lalu aku harus beli apa?” ketika aku bertanya seperti itu kepada Saki, lalu ia pun menyuruhku untuk mencari sebuah rok. “Eeeeeeeeeeeehhh?????” itu lah kata pertama yang aku ucapkan saat Saki menyuruhku untuk membeli rok. Berkali-kali Saki berkata ingin melihat aku memakai rok, karena selama bertemu denganku, dia tidak pernah melihat aku memakai rok. Akhirnya, aku menyerah sama Saki. Karena aku tidak mengerti fasion, dan aku tidak pandai memilih rok seperti apa yang bagus, aku meminta Saki untuk memilihkannya. Beberapa kali aku keluar masuk kamar pas, hanya untuk mencoba rok. Saki bilang padaku, kalau aku itu lebih bagus memakai rok yang bermotif bunga. Atas dasar itulah akhirnya aku membeli rok di hari berikutnya.
Capek berkeliling mall, kami beristirahat di food court yang ada di galeria. Selain itu, kebetulan juga Saki mau bertemu dengan salah satu dosennya dulu, yang berasal dari UAD di food court itu. Ketika itu, Saki berkata padaku “Dewi chan, aku merasa *kinchou. Karena udah lama sekali aku tidak bertemu dengan ibu.” begitulah katanya. Aku hanya bisa tertawa saja, mendengarnya.
Setelah selesai bertemu dengan dosennya dulu, kami mengobrol banyak sekali di sana. Mungkin hampir 3/4 jam kami mengobrol di food court. Saat aku tanya “Saki, apa mau pulang?” Saki menggelengkan kepala sambil berkata “tidak, di sini aja. Di luar panas, jadi malas keluar. Nanti, jam 8 malam aku juga ada janji. Jadi, gak papa.” Ok, aku juga merasa malas keluar sih saat itu.. Panasnya minta ampun. Setelah beberapa menit setelah itu, Saki bilang padaku kalau dia ingin makan crap yang ada di lantai bawah. Akhirnya kami beranjak pergi ke lantai bawah untuk beli crap. Ketika itu, kebetulan di sana sedang ada penrtunjukan panggung. Anak-anak TK, sedang berunjuk gigi. Lucu-lucu sekali tingkahnya. Ada yang bernyanyi, menari dan berakting. Sambil menunggu pesanan jadi, aku dan Saki sedikit menonton pertunjukan itu. Tidak sampai 10 menit, akhirnya crap pesanan Saki selesai dibuat. Kami duduk di kursi paling pojok, di dekat pintu menuju parkiran mobil. Karena posisi kami saat itu berada dekat dengan parkiran mobil, jadi hawanya panas sekali. AC yang ada di mall, tidak bisa sampai ke sana. Argh.. panaaass!!!
Saki sibuk makan crapnya, dan aku sibuk mengipas-ngipas mukaku dengan tangan. Selesai makan, aku dan Saki mengobrol kembali. Nah, di saat aku sedang mengobrol dengan Saki, HP-ku berbunyi. Ternyata, itu adalah sms dari Ye chan. Dia bertanya, apa aku dan Saki belum pulang saat itu. Aku tahu, Ye chan ingin bergabung bersama kami. Jadi, aku mengajaknya kemari. kira-kira 45 menit kami menunggu Ye chan. Dan akhirnya, saat kami sedang melihat-lihat tas kulit, kami bertemu dengan Ye chan. Dia terlihat senang sekali saat bertemu dengan Saki. Aku juga senang bisa bertemu dengan Ye chan… Kami bertiga akhirnya berkeliling mall. Tapi, sebelumnya aku meminta mereka untuk menemaniku periksa mata di salah satu optik yang ada di dalam mall. Waktu itu, kami benar-benar sedang beruntung. Aku mendapatkan periksa mata secara geratis, lalu Ye chan dapat geratis mencucikan kaca matanya, sehingga kaca mata Ye chan terlihat seperti baru lagi. Kemudian, Saki mendapatkan kontak lens geratis! walau itu hanya bisa digunakan sehari saja. Setelah Saki selesai mengganti kontak lensnya, kami segera keluar dari optik itu untuk berkeliling lagi. Capek berkeliling, Ye chan mengajak kami makan ice cream. Sambil makan ice cream, banyak sekali cerita yang kami obrolkan. Jam 06:30 malam, Ye chan pamit pulang terlebih dahulu karena dia mau pergi ke JEC. Dia mau membeli FD di sana (di JEC ada pameran komputer). 30 menit setelah Ye chan pulang, aku dan Saki pun menyusul pulang, setelah melihat-lihat sepatu. Aku mengantarkan Saki ke kosnya yang ada di jalan Gejayan, gang kamboja no.10 Yogyakarta. Akhirnya, setelah seharian berada di mall (dari pagi-malam) kami pulang juga. Seneng sih, tapi capeeeek!
Pada tanggal 12 Maret 2013, tepat pukul 11:00 am. Aku menjemput Saki, dan mengantarnya bertemu dengan Ajeng di kosnya. Oiya, saat itu aku memakai rok karena Saki yang memintaku untuk memakainya. Sesampainya di kos Ajeng, si Ajeng menertawaiku habis-habisan gara-gara melihat penampilanku. Aku sangat malu dan merasa menyesal sekali saat pakai rok. Saki yang melihat Ajeng seperti itu, membelaku dengan berkata “Ajeng chan, kenapa tertawa! Dewi chan terlihat **kawaii yo!” walau pun saat itu Saki bicara begitu, tapi aku sama sekali tidak terbantu. Karena tetap saja aku merasa malu sekali! kalau bukan Saki yang nyuruh… Aku gak bakal pakai yang beginian! Tahan chan… Cuma sehari ini~ demi Saki yang pengen lihat aku pakai rok! begitulah pikirku. Setelah sedikit bercerita di dalam kamar Ajeng, kami memutuskan untuk pergi ke karaoke. Karena saat itu hanya ada satu motor, aku pun mengajak Fu dan Lusi. Sambil menunggu mereka berdua siap-siap, aku dan Saki makan siang terlebih dahulu. Kami makan siang di dekat kos si Ajeng. Kira-kira jam 02:30 kami berangkat ke tempat karaoke yang ada di jalan Seturan. Lagi-lagi aku ditertawakan! tadi Ajeng sekarang Lusi.. Hmmmm…. Apesnya!
Sesampainya di sana, kami berkaraoke di ruang VIP! itu pun terjadi berkat mas penjaga yang memberikan pengecualian kepada kami dan juga karena si Saki yang mau membayar lebih dari pada kami (Terima kasih ya!). Selama dua jam kami berkaraoke.Dan kini, saatnya kami keluar ruangan. Sekitar pukul 04:45 sore kami keluar dari ruang karaoke. Saki yang saat itu ada janji pada jam 05:00 sore, segera aku antar pulang ke kos. Hari itu benar-benar menyenangkan! Mungkin lain kali, aku akan mengajak main ke banyak-banyak tempat, bersama banyak teman! Oiya, Saat saki pulang ke Jepang, aku tidak bisa mengantarnya. Saat itu, aku tidak ada motor untuk pergi ke bandara, lagian kebetulan juga kaki kiriku baru saja tersengat scorpio. _| ̄|○
Sedihnya, karena tidak bisa mengantar Saki. (T^T)/
***Saki, kiotsukete! mata asobo!
* Tegang
** Manis
*** Saki, hati-hati! lain kali ayo main!